Edukasi Anti Hoaks Akan Dikembangkan di Pesantren Se-Jawa Barat
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum membuka acara Keliling Jabar Belajar Literasi Baik Asyik dan Fun (Kejar Tabbayun) di Pesantren Syamsul Ulum, Kota Bandung, Jumat (10/2/2023).-Foto: Biro Adpim Jabar-
KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID – Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, Pemda Provinsi berkomitmen implementasi Perda Provinsi Jabar Nomor 1 Tahun 2021 tentang Fasilitasi Penyelenggaraan Pesantren.
"Pemda Provinsi Jabar akan memperkuat saber (sapu bersih) hoaks kepada masyarakat sebagai bentuk komitmen,"ungkap Pak Uu sapaan akrab Wagub Jabar saat membuka kegiatan edukasi anti hoaks bertajuk Keliling Jabar Belajar Literasi Baik Asyik dan Fun atau Kejar Tabbayun di Pesantren Syamsul Ulum, Kota Bandung, Jumat (10/2/2023).
Kali ini edukasi saber hoaks melibatkan pesantren karena menurutnya dengan kemajuan teknologi melalui gawai, santri pun tidak terlindungi secara penuh dari bahaya hoaks.
BACA JUGA:Plt Wali Kota Nyalon Ketum KONI, Praktisi Hukum: Kasihan Turun Jabatan
“Terkadang pesantren pun tak kuat menahan gelombang hoaks ini. Oleh karena itu kami memberikan pengertian, bimbingan kepada para santri, juga dengan penuh ketakziman dengan para ustaz dan ustazah, tentang Jabar saber hoaks ini,” ujar Pak Uu.
Pak Uu mengungkapkan, kegiatan edukasi anti hoaks yang diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jabar dan Jabar Saber Hoaks (JSH) ini sudah dua kali dilaksanakan dan akan diselenggarakan secara merata di seluruh kabupaten/kota se-Jabar.
Namun pihaknya akan mengutamakan pesantren yang ada di wilayah perkotaan mengingat pengguna gawai terbanyak ada di daerah perkotaan.
Meski demikian Pak Uu menegaskan bahwa pesantren yang ada di perdesaan tidak akan diabaikan begitu saja. Edukasi di pesantren di perdesaan akan dijadikan kegiatan selanjutnya.
“Yang sudah berjalan dua pesantren, tapi Insya Allah ini akan dilakukan di seluruh 27 kota/kabupaten di Jabar. Diusahakan dulu yang ada di daerah perkotaan, yang memang handphone umumnya dimiliki setiap siswa,” papar Pak Uu.
BACA JUGA:Pantau Warga Jabar di Turki, Kang Emil Sebut Dalam Kondisi Baik dan Selamat
Menurutnya, kegiatan edukasi ini penting karena berita bohong atau hoaks dapat merugikan berbagai pihak bahkan berujung pada tindak kriminalitas.
Ia mencontohkan, kejadian yang menimpa warga Garut yang sedang berjualan jaket di wilayah Sumatera Selatan menjadi korban pembakaran mobil akibat berita hoaks.
“Sampai ada kejadian orang Garut lagi jualan jaket di Sumatera Selatan, mobilnya dibakar. Padahal hanya jualan jaket. Itu karena orang-orang termakan isu hoaks. Jabar tidak mau seperti itu,” kata Pak Uu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: